Search This Blog

Showing posts with label kemampuan afektif. Show all posts
Showing posts with label kemampuan afektif. Show all posts
SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTIONS DISERTAI MODUL

SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTIONS DISERTAI MODUL

(KODE : PTK-0113) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTIONS DISERTAI MODUL (BIOLOGI KELAS X)



BAB I
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan upaya sadar individu untuk memperoleh berbagai macam kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku secara keseluruhan baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga ranah belajar tersebut saling melengkapi namun pada prakteknya, sistem pembelajaran di sekolah cenderung menekankan pada pencapaian perubahan perilaku pada ranah kognitif (intelektual) yang dilaksanakan melalui berbagai bentuk pendekatan, model, dan strategi pembelajaran tertentu sedangkan ranah afektif kurang mendapat perhatian. Kemampuan afektif hanya dijadikan sebagai efek pengiring (nurturing effect) atau hanya menjadi objek sisipan dalam kegiatan pembelajaran.
Kemampuan siswa pada ranah afektif pada dasarnya mencakup watak dan perilaku yang dapat menentukan keberhasilan belajarnya. Kemampuan siswa pada ranah afektif terbagi menjadi lima tingkatan yaitu penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengelolaan atau pengaturan (organization), dan bermuatan nilai (characterization).
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran Biologi pada kelas X SMAN X menunjukkan bahwa kemampuan kognitif siswa sudah cukup tinggi sedangkan kemampuan afektif siswa masih rendah. Rendahnya kemampuan afektif siswa dapat diketahui dari prosentase siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan baik hanya sebesar 61,76%, sisanya sebanyak 38,24% mengerjakan aktivitas lain seperti mengobrol dengan teman, mengantuk, dan melamun. Sebanyak 35,29% siswa membuat pertanyaan, 41,17% siswa berani menanggapi pendapat teman, 64,75% siswa berembug bersama kelompok dan 35,29% siswa dapat menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran. Siswa pasif, tidak berani mengemukakan pendapat, tanggapan maupun pertanyaan tentang segala sesuatu yang belum dimengerti. Ketidakberanian ini begitu tampak ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, respon siswa sangat minim.
Penyebab kurangnya kemampuan afektif siswa kelas X SMAN X antara lain adalah penggunaan strategi belajar yang bersifat teacher centre. Guru masih menggunakan ceramah dan diskusi biasa sehingga kemampuan afektif siswa kurang berkembang, oleh sebab itu diperlukan strategi yang dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa yaitu salah satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran Learning Start with a Question (Pembelajaran Dimulai dengan Pertanyaan).
Strategi pembelajaran Learning Start with a Question (Pembelajaran Dimulai dengan Pertanyaan) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan terns bertanya daripada hanya menerima apa yang disampaikan guru. Kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui strategi Learning Start with a Question antara lain kemampuan penerimaan (receiving) dengan mengikuti dan mematuhi suatu instruksi, berpartisipasi dalam diskusi melalui kegiatan membuat dan menanggapi suatu pertanyaan (responding), menilai (valuing) dengan mendukung atau menentang suatu gagasan, berembug bersama kelompok dengan merumuskan dan mendiskusikan permasalahan (organization), dan kemampuan mencari penyelesaian suatu masalah (characterization). Kelima aspek kemampuan yang diperoleh melalui penggunaan strategi pembelajaran Learning Start with a Question merupakan aspek kemampuan siswa pada ranah afektif, oleh karena itu penggunaan strategi Learning Start with a Question dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa.
Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Modul merupakan suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara logis, sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik.
Modul yang digunakan pada pembelajaran Biologi di kelas X SMAN X ini membahas divisi jamur Zygomycotina meliputi ciri-ciri, struktur, habitat, cara hidup, reproduksi, serta peranannya bagi kehidupan. Reproduksi Zygomycotina yang dibahas pada modul hasil penelitian ini adalah pertumbuhan miselia dan kelangsungan siklus hidup jamur Rhizopus oligosporus pada substrat kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) sedangkan peranannya yang dibahas adalah dalam proses pembuatan tempe yang melibatkan jamur tersebut.
Objek penelitian tentang jamur sesuai dengan materi yang diajarkan di SMA kelas X semester gasal dengan kompetensi dasar, "Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta peranannya bagi kehidupan". Materi yang disajikan dalam penyusunan modul tidak hanya berasal dad literatur lain tetapi juga berdasarkan data yang diperoleh dad hasil penelitian siklus hidup Rhizopus oligosporus dan analisis kandungan nutrisi dalam pembuatan tempe kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.). Prosedur dan hasil penelitian selanjutnya disusun dalam tulisan yang logis dan sistematis sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan afektif siswa, salah satu caranya adalah dengan penggunaan strategi pembelajaran Learning Start with a Questions atau pembelajaran yang diawali dengan pertanyaan disertai modul hasil penelitian. Penggunaan strategi Learning Start with a Questions disertai modul hasil penelitian dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa seperti kemampuan membuat pertanyaan (asking), memilah masalah (choosing), menanggapi masalah (responding), mengajukan pendapat (arguing), dan memecahkan masalah (giving solution) sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian dengan judul : "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA KELAS X SMAN X MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION DISERTAI MODUL HASIL PENELITIAN ZYGOMYCOTINA".

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 
Apakah penggunaan strategi pembelajaran Learning Starts with a Questions (Pembelajaran Dimulai dengan Pertanyaan) disertai modul hasil penelitian pada sub-pokok bahasan Zygomycotina dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa kelas X ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 
1. Meningkatkan kemampuan afektif siswa kelas X SMAN X melalui penggunaan strategi pembelajaran Learning Start with a Questions (Pembelajaran Dimulai dengan Pertanyaan) disertai modul hasil penelitian pada sub-pokok bahasan Zygomycotina. 

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 
1. Bagi Institusi
Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan afektif siswa kelas X SMAN X.
2. Bagi Guru
a. Menambah wawasan tentang strategi pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran Biologi khususnya terkait dengan kemampuan afektif siswa.
3. Bagi Siswa
a. Meningkatkan kemampuan afektif siswa dalam pembelajaran Biologi.
b. Memberikan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan bermakna sehingga materi pembelajaran dapat diingat lebih lama.