Search This Blog

Showing posts with label geografi. Show all posts
Showing posts with label geografi. Show all posts

JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 2


JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 2


judul skripsi pendidikan ips-2
  • (KODE : PEND-IPS-0076) : SKRIPSI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK DALAM LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGANG KERUPUK
  • (KODE : PEND-IPS-0077) : SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SOSIOLOGI
  • (KODE : PEND-IPS-0078) : SKRIPSI PENERAPAN PENDEKATAN ECLECTIC DALAM PEMBELAJARAN PPKN (SMP)
  • (KODE : PEND-IPS-0079) : SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR (KLS X)
  • (KODE : PEND-IPS-0080) : SKRIPSI PENGARUH HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN MATA KULIAH KEILMUAN DAN KETRAMPILAN TERHADAP KUALITAS PENULISAN SKRIPSI
  • (KODE : PEND-IPS-0081) : SKRIPSI PENGARUH INVESTASI DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH DIBERLAKUKANNYA KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL
  • (KODE : PEND-IPS-0082) : SKRIPSI PENGARUH KELENGKAPAN SUMBER BELAJAR DAN KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKN (KLS X)
  • (KODE : PEND-IPS-0083) : SKRIPSI PENGARUH KEPRAMUKAAN DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA KELAS I SMK
  • (KODE : PEND-IPS-0084) : SKRIPSI PENGARUH KESIAPAN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN PENGULANGAN MATERI PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI (KLS XI)
  • (KODE : PEND-IPS-0085) : SKRIPSI PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0086) : SKRIPSI PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU SMA MATA PELAJARAN EKONOMI
  • (KODE : PEND-IPS-0087) : SKRIPSI PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TUTORING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (KLS X)
  • (KODE : PEND-IPS-0088) : SKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
  • (KODE : PEND-IPS-0089) : SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (KLS XI)
  • (KODE : PEND-IPS-0090) : SKRIPSI PENGARUH PENGEMBANGAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA BKD KOTA X
  • (KODE : PEND-IPS-0091) : SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BAGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN (KLS VIII)
  • (KODE : PEND-IPS-0092) : SKRIPSI PENGARUH PERKEMBANGAN VIKARIAT APOSTOLIK BAGI PARTAI KATOLIK TAHUN 1940-1961
  • (KODE : PEND-IPS-0093) : SKRIPSI PENGARUH PERSIAPAN FISIK DAN PERSIAPAN MATERI PERKULIAHAN TERHADAP KESIAPAN MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN
  • (KODE : PEND-IPS-0094) : SKRIPSI PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL MENGAJAR GURU PKN
  • (KODE : PEND-IPS-0095) : SKRIPSI PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMKN X
  • (KODE : PEND-IPS-0096) : SKRIPSI PENGEMBANGAN WISATA RELIGI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BAGI PENINGKATAN KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI
  • (KODE : PEND-IPS-0097) : SKRIPSI PENGGUNAAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS  DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK---.PDF
  • (KODE : PEND-IPS-0098) : SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI INFORMASI BAGI MANAJEMEN PADA BPR X
  • (KODE : PEND-IPS-0099) : SKRIPSI PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
  • (KODE : PEND-IPS-0100) : SKRIPSI PERAN ABRI SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL POLITIK PADA MASA ORDE BARU (1966-1997)
  • (KODE : PEND-IPS-0101) : SKRIPSI PERAN POLWILTABES DALAM PENANGANAN KENAKALAN REMAJA
  • (KODE : PEND-IPS-0102) : SKRIPSI PERANAN ABDI DALEM DALAM PELAKSANAAN TRADISI SEKATEN PADA PEMERINTAHAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX-X DI KERATON NGAYOGYAKARTA
  • (KODE : PEND-IPS-0103) : SKRIPSI PERANAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII) DI KOTA X
  • (KODE : PEND-IPS-0104) : SKRIPSI PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM MEMPERSIAPKAN RESOSIALISASI NARAPIDANA
  • (KODE : PEND-IPS-0105) : SKRIPSI PERANAN RUMAH DAMAI DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA NARKOTIKA
  • (KODE : PEND-IPS-0106) : SKRIPSI PERANAN SALURAN IRIGASI UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN TANAMAN PADI PETAK SAWAH
  • (KODE : PEND-IPS-0107) : SKRIPSI PERBEDAAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
  • (KODE : PEND-IPS-0108) : SKRIPSI PERKEMBANGAN TRADISI KLIWONAN DI KABUPATEN BATANG
  • (KODE : PEND-IPS-0109) : SKRIPSI PERSEBARAN DAN DAYA SERAP TENAGA KERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA BATU BATA
  • (KODE : PEND-IPS-0110) : SKRIPSI PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU
  • (KODE : PEND-IPS-0111) : SKRIPSI POLA PENGASUHAN ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM PKU AISYIYAH
  • (KODE : PEND-IPS-0112) : SKRIPSI PROFIL TENAGA KERJA DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
  • (KODE : PEND-IPS-0113) : SKRIPSI SEJARAH PERPINDAHAN LOKALISASI DARI KARANG KEMBANG KE SUNAN KUNING
  • (KODE : PEND-IPS-0114) : SKRIPSI SIKAP DAN PANDANGAN POLITIK PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN TERHADAP PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PADA MASA KABINET SYAHRIR DAN MUNCULNYA PERISTIWA 3 JULI 1946
  • (KODE : PEND-IPS-0115) : SKRIPSI STRATEGI MANAJER DALAM MENINGKATKAN REALISASI PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR PADA DINAS PASAR KAB X
  • (KODE : PEND-IPS-0116) : SKRIPSI STUDI KOMPARASI ANTARA METODE DISKUSI DENGAN METODE ROLE PLAYING DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN
  • (KODE : PEND-IPS-0117) : SKRIPSI STUDI KOMPARASI ANTARA NILAI IQ DAN PEMAHAMAN NILAI SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0118) : SKRIPSI STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA METODE PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEXT BOOK ANJURAN DENGAN MENGGUNAKAN TEXT BOOK WAJIB MATA DIKLAT AKUNTANSI (KLS X SMK)
  • (KODE : PEND-IPS-0119) : SKRIPSI TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI TERHADAP VOLUME PENJUALAN INDUSTRI SIRUP
  • (KODE : PEND-IPS-0120) : SKRIPSI TINJAUAN GEOGRAFIS TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN KAWASAN OBYEK WISATA GOA LAWA
  • (KODE : PEND-IPS-0121) : SKRIPSI UPAYA GURU IPS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SMP
JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 1

JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 1

JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 1

judul skripsi pendidikan ips-1
  • (KODE : PEND-IPS-0001) : SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN (SUATU KASUS PADA PERUSAHAAN JASA PELAKSANA KONSTRUKSI PT. X) 
  • (KODE : PEND-IPS-0002) : SKRIPSI ANALISIS PENGARUH IKLAN POND’S WHITE BEAUTY MELALUI MEDIA CETAK DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP PERILAKU KONSUMEN (STUDY PADA MAHASISWA FKIP PENDIDIKAN EKONOMI X) 
  • (KODE : PEND-IPS-0003) : SKRIPSI EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI POKOK BAHASAN LINGKUNGAN HIDUP DI KELAS X SMA X 
  • (KODE : PEND-IPS-0004) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI JURUSAN IPS SMAN X 
  • (KODE : PEND-IPS-0005) : SKRIPSI HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. X 
  • (KODE : PEND-IPS-0006) : SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP GURU GEOGRAFI DALAM MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KOTA X 
  • (KODE : PEND-IPS-0007) : SKRIPSI HUBUNGAN SEKTOR INFORMAL DENGAN KESEMPATAN KERJA DAN KESEMPATAN MENYEKOLAHKAN ANAK (STUDI SEKTOR INFORMAL DI PINGGIR JALAN X) 
  • (KODE : PEND-IPS-0008) : SKRIPSI PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM BERKARBONASI MERK FANTA (STUDI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI) 
  • (KODE : PEND-IPS-0009) : SKRIPSI PERANAN PANTI ASUHAN DALAM PEMBINAAN PENDIDIKAN REMAJA (STUDI DI PANTI ASUHAN X) 
  • (KODE : PEND-IPS-0010) : SKRIPSI PERANAN USAHA KECIL PENYULINGAN MINYAK NILAM TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KECAMATAN X 
  • (KODE : PEND-IPS-0011) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT MOTIVASI BELAJAR DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI JURUSAN IS SMA NEGERI I X TAHUN AJARAN XXXX/XXXX 
  • (KODE : PEND-IPS-0012) : SKRIPSI APLIKASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 5 SMU NEGERI X 
  • (KODE : PEND-IPS-0014) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA, KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA X TAHUN AJARAN XXXX/XXXX 
  • (KODE : PEND-IPS-0015) : SKRIPSI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP PERAN SERTA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI X TAHUN PELAJARAN XXXX/XXXX 
  • (KODE : PEND-IPS-0016) : SKRIPSI EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI BERBASIS KOMPETENSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI X TAHUN PELAJARAN XXXX/XXXX 
  • (KODE : PEND-IPS-0017) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA DAN KONSEP DIRI ANAK DENGAN SIKAP SOSIAL ANAK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI X 
  • (KODE : PEND-IPS-0018) : SKRIPSI PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM RANGKA MENINGKATKAN JUMLAH PELANGGAN DI PDAM X 
  • (KODE : PEND-IPS-0019) : SKRIPSI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PORTOFOLIO DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT (STM) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0020) : SKRIPSI ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PENELITIAN KUANTITATIF DESKRIPTIF PADA PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM CABANG X)
  • (KODE : PEND-IPS-0021) : SKRIPSI PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI TERHADAP SISA HASIL USAHA DI KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) X
  • (KODE : PEND-IPS-0022) : SKRIPSI KONTRIBUSI MATERI AJAR GEOGRAFI DALAM PENANAMAN SIKAP SISWA TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUP (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VIII SMP N X)
  • (KODE : PEND-IPS-0023) : SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI, METODE PEMBELAJARAN, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK X (DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL ANTARA)
  • (KODE : PEND-IPS-0024) : SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0025) : SKRIPSI PEMBELAJARAN PERPETAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0026) : SKRIPSI PENGGUNAAN MODEL PORTOFOLIO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP N X
  • (KODE : PEND-IPS-0027) : SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMPN X
  • (KODE : PEND-IPS-0028) : SKRIPSI STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI PROGRAM ILMU SOSIAL SMA NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0029) : SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VCD DAN GAMBAR CETAK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA PADA KELAS VIII SEMESTER I DI SMP NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0030) : SKRIPSI PERBANDINGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN ”KARTU SOAL” DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CERAMAH PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI POKOK BAHASAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL SISWA KELAS XI SMA X
  • (KODE : PEND-IPS-0031) : SKRIPSI PELAKSANAAAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DI SMA NEGERI X
  • (KODE : PEND-IPS-0032) : SKRIPSI KENDALA-KENDALA DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI STUDI KASUS PADA GURU-GURU SOSIOLOGI DI SMA X
  • (KODE : PEND-IPS-0033) : SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN STRUKTURAL PADA MATA DIKLAT BEKERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN POKOK BAHASAN BEKERJASAMA DALAM SATU TIM SISWA KELAS X AP SMK X
  • (KODE : PEND-IPS-0034) : SKRIPSI MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS XA MA X DALAM BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN PENELITIAN SEJARAH SECARA SEDERHANA
  • (KODE : PEND-IPS-0035) : SKRIPSI IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT KEPADA PEDAGANG GOLONGAN EKONOMI LEMAH PADA BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) DI KECAMATAN X
  • (KODE : PEND-IPS-0036) : SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SUB SEKTOR INDUSTRI
  • (KODE : PEND-IPS-0037) : SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN UPAH TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA
  • (KODE : PEND-IPS-0038) : SKRIPSI IMPLIKASI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (KLS XI)
  • (KODE : PEND-IPS-0039) : SKRIPSI STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DENGAN METODE CERAMAH TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR
  • (KODE : PEND-IPS-0040) : SKRIPSI ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PENENTUAN HARGA PELAYANAN RAWAT INAP DI RSUD X
  • (KODE : PEND-IPS-0041) : SKRIPSI AKTIVITAS PENAMBANGAN BATU KAPUR DAN SUMBANGANNYATERHADAP PENDAPATAN PETANI
  • (KODE : PEND-IPS-0042) : SKRIPSI ANALISIS MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI & ORIENTASI PASCA LULUS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK X
  • (KODE : PEND-IPS-0043) : SKRIPSI ANALISIS MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DAN ORIENTASI PASCA LULUS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR (KLS XII SMK)
  • (KODE : PEND-IPS-0044) : SKRIPSI ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN MAHASISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0045) : SKRIPSI BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA KAWIN
  • (KODE : PEND-IPS-0046) : SKRIPSI DAMPAK INDUSTRI TERHADAP PERGESERAN NILAI KERUKUNAN DALAM MASYARAKAT JAWA
  • (KODE : PEND-IPS-0047) : SKRIPSI DAMPAK TRADISI PASAR KLIWONAN TERHADAP UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
  • (KODE : PEND-IPS-0048) : SKRIPSI EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI (KLS VIII)
  • (KODE : PEND-IPS-0049) : SKRIPSI EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN LAPORAN KEUANGAN (KLS X)
  • (KODE : PEND-IPS-0050) : SKRIPSI EVALUASI KINERJA GURU BERSERTIFIKASI PENDIDIK DI SMPN X
  • (KODE : PEND-IPS-0051) : SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA LULUSAN SMP MELANJUTKAN KE SMA BAGI PENDUDUK DESA
  • (KODE : PEND-IPS-0052) : SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
  • (KODE : PEND-IPS-0053) : SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA KELAS VIII
  • (KODE : PEND-IPS-0054) : SKRIPSI GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) PURBALINGGA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945
  • (KODE : PEND-IPS-0055) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (KLS VI)
  • (KODE : PEND-IPS-0056) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU, PENGALAMAN MENGAJAR, DAN PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA
  • (KODE : PEND-IPS-0057) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERGAULAN PEER GROUP DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI SMA X
  • (KODE : PEND-IPS-0058) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN MINAT PADA PELAJARAN SEJARAH DENGAN PEMAHAMAN NILAI KESEJARAHAN SISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0059) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAJAR DAN MOTIVASI MENGAJAR DENGAN KOMPETENSI GURU PKN DI SMPN DI KAB X
  • (KODE : PEND-IPS-0060) : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMA
  • (KODE : PEND-IPS-0061) : SKRIPSI HUBUNGAN CARA BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA
  • (KODE : PEND-IPS-0062) : SKRIPSI HUBUNGAN PENGALAMAN MENGAJAR DENGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PKN SMPN DI KOTA X
  • (KODE : PEND-IPS-0063) : SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KESADARAN SEJARAH DAN TINGKAT PENDIDIDKAN ORANGTUA TERHADAP SIKAP DISIPLIN SISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0064) : SKRIPSI IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PNPM MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PEDAGANG GOLONGAN EKONOMI LEMAH DI KEC X
  • (KODE : PEND-IPS-0065) : SKRIPSI KAUM PINGGIRAN DI KAMPUNG JATIPULO, KECAMATAN PALMERAH JAKBAR
  • (KODE : PEND-IPS-0066) : SKRIPSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PUSAT KEGIATAN EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT
  • (KODE : PEND-IPS-0067) : SKRIPSI KESIAPAN GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMAN
  • (KODE : PEND-IPS-0068) : SKRIPSI KESIAPAN GURU SEJARAH SMA DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN KURIKULUM 2004 BERBASIS KOMPETENSI
  • (KODE : PEND-IPS-0069) : SKRIPSI KONTRIBUSI PERSIAPAN KULIAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
  • (KODE : PEND-IPS-0070) : SKRIPSI KORELASI ANTARA PENGETAHUAN TENTANG PILKADA DENGAN PARTISIPASI PEMILIH PEMULA PADA PILKADA KAB X
  • (KODE : PEND-IPS-0071) : SKRIPSI KUALITAS AIR BERSIH UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN RUMAH TANGGA DI DESA
  • (KODE : PEND-IPS-0072) : SKRIPSI PELAKSANAAN POGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DAN PENINGKATAN KERAPATAN HUTAN DI RPH
  • (KODE : PEND-IPS-0073) : SKRIPSI PEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN OLEH PEMULUNG DI TPA
  • (KODE : PEND-IPS-0074) : SKRIPSI PEMANFAATAN MEDIA PETA DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI POKOK BAHASAN NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG PADA SMP NEGERI DI KOTA X
  • (KODE : PEND-IPS-0075) : SKRIPSI PEMBINAAN KARAKTER PADA SISWA KELAS VII SMPN
JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN IPS 2
makalah geografi cuaca dan iklim

makalah geografi cuaca dan iklim

Judul :
makalah geografi cuaca dan iklim

Daftar Isi :

HALAMAN JUDUL, KATA PENGANTAR, BAB I CUACA DAN IKLIM, A. ATMOSFER, B. PENGERTIAN CUACA DAN IKLIM, C. POLA GERAKAN UDARA DAN KAITANNYA DENGAN KEHIDUPAN, D. SIKLON, ANTISIKLON DAN DAERAH KONVERGENSI ANTARTROPIK, KESIMPULAN, DAFTAR PUSTAKA.

Sekilas Isi :

1. Pengertian Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat dan pada suatu tempat/daerah yang sempit. Misalnya : cuaca y cerah, banyaknya awan, tekanan angin yang tinggi, panas atau sejuk.
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang relatif luas dan waktu yang relatif lama (puluhan tahun), ilmu yang mempelajarinya adalah meteorologi dan ilmu yang mempelajari iklim adalah klimatologi.
2. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
a. Suhu udara
Suhu udara diukur dengan termometer, kertas yang berisikan catatan suhu disebut termogram. Macam-macam termometer dan dapat digunakan untuk mengukur suhu udara, yaitu termometer air raksa, maksimum, miminum, maksimum dan minimum. Tipe six belani, binetal, bourdan, dan termometer tahanan, di bawah ini digambarkan termometer maksimum-minimum tipe six belani.
Pengukuran suhu udara dilakukan secara terus menerus selama 24 jam sehingga didapatkan suhu rata-rata harian. Ini digunakan untuk menentukan suhu bulanan, suhu rata-rata bulanan digunakan untuk menentukan suhu tahunan dan suhu rata-rata bulanan diambil selama satu tahun dan suhu rata-rata tahunan diambil selama beberapa tahun.
b. Tekanan udara
Adalah udara yang mempunyai massa sehingga dapat menekan permukaan bumi. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Barometer ditemukan oleh Torricelli pada tahun 1644, hasil penemuan alat pengukur tekanan udara y lain adalah barometer anaroid, barometer ini mudah dibawa ke lain tempat dan dapat juga digunakan untuk mengukur tinggi tempat di atas permukaan air laut. Garis-garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara yang sama disebut Isobar.
c. Angin
Adalah aliran udara dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Angin dapat terjadi jika ada faktor-faktor yang menyebabkan angin mempunyai arah dan kecepatan. Biasanya untuk menentukan arah angin, digunakan bendera angin, dan kantong angin. Arah bendera angin selalu menunjuk arah angin tersebut datang, kecepatan angin diukur dengan anemometer dan hasil catatannya disebut anemoram. Satuan kecepatan angin adalah km per jam atau knot (1 knot = 1,854 per jam).
d. Kelembaban Udara
Ada 2 macam yaitu kelembaban absolut (mutlak) dan kelembaban relatif (nisbi). Kelembaban absolut adalah banyaknya uap air yang terdapat dalam 1 meter kubik udara. Sedangkan kelembaban relatif adalah perbandingan antara jumlah uang air yang ada dalam udara pada volume dan suhu, alat pengukur kelembaban relatif disebut higrometer.


Makalah Geografi Persebaran Fauna

Makalah Geografi Persebaran Fauna

Judul : Makalah Geografi Persebaran Fauna

Daftar Isi :
KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang, B. Rumusan Masalah, BAB II RUMUSAN MASALAH, Persebaran komunitas fauna di dunia, a. Fauna yang dibagi secara sub definisi, b. Jenis-jenis satwa, - Fauna di daerah padang rumput, - Fauna di daerah gurun, - Fauna di daerah tundra, - Fauna di daerah hutan basah, - Fauna di daerah hutan gugur, - Fauna di daerah taiga, c. Persebaran fauna karena bentuk muka bumi, - Fauna Asiatis, - Fauna Australis, - Fauna Peralihan (Wallacea), d. Persebaran fauna di Indonesia, e. Persebaran fauna di muka bumi menurut Alfred Russel Wallace, - Palaearctic, - Ethiopian, - Oriental, - Australian, - Neotropical, - Nearctic, BAB II PENUTUP.


Sekilas Isi :
Persebaran Komunitas Fauna Di Dunia
Jenis-jenis fauna tertentu dipengaruhi keberadaannya oleh keadaan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh iklim. Keadaan fauna di tiap-tiap daerah atau bioma, tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang dapat diberikan daerah tersebut untuk memberi makan. Iklim berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap penyebaran fauna. Akibat pengaruh iklim terdapatlah beberapa macam fauna antara lain :
- Fauna pegunungan
- Fauna dataran rendah
- Fauna padang rumput (sabana)
- Fauna hutan tropis, dan sebagainya

Fauna di dunia terbagi atas delapan sub definisi, yaitu :
- Ethiopian untuk fauna di Afrika
- Palaearctic untuk fauna di Asia
- Oriental untuk fauna di Asia Selatan dan Tenggara
- Neotropical untuk fauna di Amerika Selatan
- Nearctic untuk fauna di Amerika Utara
- Oceanian untuk fauna di Daerah Pasifik
- Australiasia untuk fauna di Australia
- Antarctic untuk fauna di Daerah Kutub

Jenis-jenis satwa/fauna terkenal di dunia antara lain :
- Reindeer berasal dari Kanada
- Pinguin berasal dari pesisir pantai Eropa Utara
- Gajah berasal dari India
- Cendrawasih berasal dari Australia
- Kangguru berasal dari Australia
- Pelikan berasal dari pesisir utara pantai Kanada
- Zebra berasal dari Afrika
- Badak berasal dari Sumatra

1. Fauna di daerah padang rumput
Hewan-hewan pemakan rumput yang besar-besar antara lain : zebra, kangguru, dan bison. Predator di daerah padang rumput antara lain singa dan anjing liar serta ular. Sedangkan jenis insektanya adalah belalang.
2. Fauna di daerah gurun
Mamalia besar jarang dapat hidup di daerah gurun. Hewan besar sukar menyesuaikan diri pada daerah yang bersuhu tinggi dan ketiadaan air. Sedangkan hewan-hewan yang terdapat di gurun antara lain ular, kadal, dan rodentia.
3. Fauna di daerah tundra
Herbivora yang besar-besar antara lain : musk-ox dan reindeer, yang mendapat cukup makanan dari lumut dan lichens. Terdapat juga beruang kutub, kelinci kutub dan lemming.
4. Fauna di daerah hutan basah
Hewan-hewan hutan basah tropik antara lain babi hutan, kera, burung, bajing, kucing hutan, dan sebagainya.
5. Fauna di daerah hutan gugur
Hewan-hewan yang hidup di daerah hutan gugur antara lain : rusa, beruang, racoon, rubah, bajing dan burung pelatuk.
6. Fauna di daerah taiga
Hewan khas di daerah taiga antara lain : moose, beruang hutan, ajak, dan marten.


Makalah Geografi Dinamika Atmosfer

Makalah Geografi Dinamika Atmosfer

Judul : Makalah Geografi Dinamika Atmosfer

Daftar Isi :
A. Lapisan Atmosfer, 1. Troposfer, 2. Stratosfer, 3. Mesosfer, 4. Termosfer, 5. Eksosfer, B. Cuaca dan Iklim, C. Pembagian Iklim, 1. Iklim matahari dibagi menjadi 3 daerah :, 2. Klages, 3. Koppen, 4. Schmidt – Ferguson, 5. Oldeman, 6. Junghuhn, 7. Curah hujan di Indonesia, 8. Persebaran Vegetasi.


Sekilas Isi :
Atmosfer berguna sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi. Atmosfer dibagi menjadi lima bagian antara lain :
1. Troposfer : lapisan atmosfer paling bawah dengan ketinggian sampai 8 km di daerah kutub dan 18 km di daerah khatulistiwa. Pada lapisan troposfer terjadi segala fenomena yang berhubungan dengan cuaca dan iklim, contohnya : awan, hujan, angin.
2. Stratosfer : stratosfer terletak di atas troposfer sampai ketinggian 50 km. Batas yang menandai berakhirnya lapisan ini disebut stratopause.
3. Mesosfer : mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 75 km. Batas yang menandai berakhirnya lapisan ini disebut mesopause.
4. Termosfer : termosfer terletak di atas mesosfer dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Lapisan paling bawah di termosfer adalah ionosfer di ketinggian 75 – 375 km. Di dalam ionosfer gas-gas mengalami ionisasi. Lapisan termosfer berguna dalam penyebaran gelombang radio.
5. Eksosfer : eksosfer terletak di atas lapisan termosfer dan merupakan lapisan paling atas dari atmosfer sampai pada ketinggian yang tidak diketahui.

Penyelidikan tentang atmosfer berguna untuk mengadakan prakiraan cuaca, mengetahui wilayah pemantulan gelombang radio, menentukan keadaan yang cocok untuk peluncuran pesawat ruang angkasa.
Cuaca adalah keadaan atmosfer sehari-hari dan terjadi daerah yang sempit. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca selama periode yang lama (umumnya sekitar 30 tahun) meliputi daerah yang luas.
Unsur-unsurnya :
- Suhu udara
- Tekanan
- Angin
- Kelembaban udara
- Perawanan
- Curah hujan

Makalah Pedosfer

Makalah Pedosfer

Judul : Makalah Pedosfer

Daftar Isi :
PEDOSFER, A. Ciri dan Proses Pembentukan Tanah di Indonesia, B. Erosi Tanah dan Dampaknya Terhadap Kehidupan, C. Menjaga Kesuburan Tanah dan Usaha Mengurangi Erosi Tanah, D. Kelas Kemampuan Lahan, E. Lahan Kritis dan Lahan Potensial, 1. Lahan Kritis, 2. Lahan Potensial, DAFTAR PUSTAKA.

Sekilas Isi :
A. Ciri dan Proses Pembentukan Tanah di Indonesia
Pada dasarnya, tanah berasal dari batuan atau zat organik lainnya yang mengalami pelapukan. Berubahnya batuan atau zat organik menjadi butir-butir tanah dikarenakan oleh beberapa faktor :
1. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari.
2. Batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat oleh air.
3. Akar tumbuh-tumbuhan dapat menerobos dan memecah batu-batuan sehingga hancur.
4. Binatang-binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya yang membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat yang dapat menghancurkan batuan.
5. Pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat organik akan mempercepat terbentuknya tanah.

Berdasarkan bahan induk dan proses perubahan yang disebabkan oleh tenaga oksigen, tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis seperti berikut :
1. Tanah podzolik merah kuning, adalah tanah yang terjadi ari pelapukan batuan yang mengandung kwarsa pada iklim basah dengan curah hujan 2.500 – 3.500 mm/tahun. Jika terkena air mudah basah, tanah ini banyak terdapat di pegunungan.
2. Tanah organosol adalah tanah y terjadi dari bahan induk organik seperti gambut dan rumput rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun.
3. Tanah oluvial adalah tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa melalui sungai-sungai. Tanah ini bersifat subur sehingga baik untuk pertanian dan bahan-bahan makanan.
4. Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan kapur yang umumnya terdapat di daerah pegunungan kapur berumur tua. Tanah ini tidak subur, tetapi masih dapat ditanami pohon jati.
5. Tanah vulkanis adalah yang berasal dari pelapukan batuan-batuan vulkanis baik dari lava atau batuan yang telah membeku (effusif) maupun dari abu vulkanis yang telah membeku (efflata).
6. Tanah pasir adalah tanah yang berasal dari batuan pasir yang telah melapuk. Tanah ini sangat miskin dan kadar air di dalamnya sangat sedikit.
7. Tanah humus (bunga tanah) adalah tanah yang terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk. Tanah ini mengandung humus bersifat sangat subur dan umumnya berwarna hitam.
8. Tanah laterit adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium, karena tua sekali, maka tanah ini sudah tidak subur lagi. Tanah ini berwarna merah muda sehingga disebut tanah merah.

Makalah Gempa Bumi dan Dampak yang Ditimbulkannya

Makalah Gempa Bumi dan Dampak yang Ditimbulkannya

Judul : Makalah Gempa Bumi dan Dampak yang Ditimbulkannya

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PENGESAHAN, MOTTO, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan, BAB II PEMBAHASAN, A. Gempa Bumi, B. Tipe Gempa Bumi, C. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi, D. Persiapan Menghadapi Gempa Bumi, E. Dampak Kerusakan Akibat Gempa Bumi, BAB III PENUTUP, A. Kesimpulan, B. Saran, DAFTAR PUSTAKA.


Rangkuman :
A. Gempa Bumi

1. Definisi gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.

2. Seismologi
Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-kata seismos tes ges yang berarti Bumi bergoncang atau bergetar. Dengan demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana, ilmu mengenai gempa bumi. Seismologi merupakan bagian dari ilmu geofisika. Gempa bumi besar yang terjadi pada tanggal 1 November 1755 di Lisboa, Portugal menghancurkan seluruh kota dan memicu tsunami besar, dapat dicatat sebagai tonggak awal pemicu perkembangan seismologi modern. Seismologi tidak hanya mempelajari gempa bumi. Eksplorasi hidrokarbon (minyak bumi dan gas) juga diawali oleh survey seismik. Untuk keperluan ini, pemicu getaran dibuat manusia (bukan gempa bumi) dengan menggunakan semacam dinamit, lalu getaran yang dapat diterima beberapa penerima (receiver) disusun sedemikian rupa sehingga catatan getaran tersebut dapat menggambarkan kondisi bawah tanah.

3. Skala Richter
Skala Richter yang diusulkan oleh Charles Richter didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter.

Makalah Dampak Gempa Bumi

Makalah Dampak Gempa Bumi

Judul : Makalah Dampak Gempa Bumi

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PENGESAHAN, MOTTO, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang , B. Rumusan Masalah, C. Tujuan, BAB II PEMBAHASAN, A. Gempa Bumi (Seisme), 1. Hiposentrum atau Jarak Fokus Gempa, 2. Episentrum Gempa, 3. Gelombang Gempa Bumi, 4. Seismograf, 5. Seismogram, 6. Pleistosista, 7. Isoseista, 8. Homoseista, B. Faktor Terjadinya Gempa Bumi, 1. Berdasarkan Peristiwa yang Menyebabkan Terjadinya Gempa, 2. Berdasarkan Kedalaman Hiposentrumnya, 3. Berdasarkan Bentuk Episentrumnya, 4. Berdasarkan Letak Episentrumnya, 5. Berdasarkan Jarak Episentralnya, C. Skala Kekuatan Gempa Bumi, 1. Skala C.F. Richter, 2. Skala Mercalli, 3. Skala Omori, D. Jalur Gempa Bumi di Indonesia , 1. Jalur Gempa Bumi Mengikuti Sirkum Mediterania, 2. Jalur Gempa Bumi Mengikuti Sirkum Pasifik, E. Jalur Gunung Api di Indonesia, 1. Jalur Pegunungan (Sirkum Mediterania), 2. Jalur Pegunungan (Sirkum Pasifik), 3. Jalur Pegunungan Lingkaran Australia, F. Dampak dari Gempa Bumi , BAB III PENUTUP, A. Kesimpulan, DAFTAR PUSTAKA.


Rangkuman :
A. Gempa Bumi (Seisme)

Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena adanya getaran, terutama yang berasal dari dalam lapisan-lapisan bumi. Gempa bumi merupakan aktivitas lembeng tektonik yang sering terjadi.
Klasifikasi gempa bumi dapat dibedakan menjadi 8 yaitu :
1. Hiposentrum atau jarak fokus gempa, yaitu titik atau garis tempat peristiwa yang menimbulkan terjadinya gempa, letaknya di dalam litosfer pada kedalaman yang bervariasi, di laut Jawa tercatat hiposentrum dalamnya 700 kepala madrasah, sedangkan gempa di lepas pantai barat Sumatra, Selatan Jawa, dan Nusa Tenggara kedalamannya sekitar 50 km.
2. Episentrum gempa, yaitu titik atau garis di permukaan bumi atua permukaan laut tempat gelombang permukaan mulai dirambatkan, atau tempat gelombang primer dan sekunder pertama kali mencapai permukaan bumi atau laut.
3. Gelombang gempa bumi, dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a) Gelombang longitudinal atau gelombang primer adalah gelombang gempa yang dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litosfer secara menyebar dengan kecepatan antara 7-14 km per detik, mempunyai periode antara 5-7 detik. Gelombang ini adalah gelombang yang pertama kali dicatat oleh seismograf.
b) Gelombang transversal atau gelombang sekunder adalah gelombang gempa yang bersama-sama dengan gelombang primer dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer dengan kecepatan antara 4-7 km per detik dan mempunyai periode 11-13 detik. Karena kecepatan gelombang transversal lebih kecil daripada gelombang longitudinal, maka gelombang transversal dicatat di seismograf setelah gelombang primer.
c) Gelombang panjang atau gelombang permukaan adalah gelombang gempa yang dirambatkan mulai dari episentrum menyebar ke segala arah di permukaan dengan kecepatan rambat antara 3,5 – 3,9 km per detik dan mempunyai periode yang besar. Gelombang gempa panjang inilah yang mengiringi gelombang primer dan gelombang sekunder dan merupakan gelombang perusak bumi.
4. Seismograf adalah alat pencatat gempa bumi. Seismograf dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a) Seismograf horizontal
b) Seismograf vertikal
5. Seismogram adalah gambaran getaran gempa bumi yang dicatat pada seismograf. Gambaran getaran ini berbentuk garis patah-patah. Apabila getaran semakin kuat, maka garis patah-patah akan semakin lebar dan apabila semakin lama getaran gempa itu di satu tempat, maka semakin panjang pita seismograf yang menggambarkan seismogram.
6. Pleistosista adalah garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat akibat dari gempa bumi.


Makalah Pengaruh Kerusakan Alam Terhadap Kehidupan Manusia

Makalah Pengaruh Kerusakan Alam Terhadap Kehidupan Manusia

Judul : Makalah Pengaruh Kerusakan Alam Terhadap Kehidupan Manusia

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PENGESAHAN, MOTTO , KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang , B. Rumusan Masalah, BAB II PEMBAHASAN, A. Studi Kasus Kerusakan Lingkungan: Penebangan Hutan di Kalimantan, B. Dampak Kerusakan Alam, C. Sejarah, Definisi, dan Pengertian Konservasi, BAB III PENUTUP, A. Kesimpulan , B. Saran , DAFTAR PUSTAKA.

Rangkuman :
A. Latar Belakang

Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.
Manusia merupakan sumber kelestarian dan kerusakan lingkungan. YB Mangunwijaya memandangnya sebagai oposisi atau konflik antara manusia dan alam. Cara pandang dan sikap manusia terhadap lingkungan hidupnya menyangkut mentalitas manusia itu sendiri yang mempertanyakan eksistensinya di jaman modern ini dalam kaitannya dengan waktu, tujuan hidup, arti materi dan yang ada ”di atas” materi. Dengan demikian masalah lingkungan hidup tak lain adalah soal bagaimana mengembangkan falsafah hidup yang dapat mengatur dan mengembangkan eksistensi manusia dalam hubungannya dengan alam.
Pemikiran tersebut mendorong kami untuk memilih dan membahas tema etika lingkungan dalam paparan ini. Pada awal tulisan ini, akan diangkat contoh kasus kerusakan lingkungan yang terjadi di Kalimantan Barat serta dampak negatif yang ditimbulkannya. Kemudian kami akan membahas apa sebenarnya yang dimaksud dengan etika lingkungan hidup, beberapa pandangan yang mendasari etika lingkungan hidup tersebut. Pembahasan tentang etika lingkungan hidup, kami perdalam dengan mencari simpul-simpul pemikiran dalam sejarah filsafat barat dari Jaman Yunani Kuno sampai Jaman Modern yang memantapkan atau justru menantang etika lingkungan hidup. Selanjutnya kami akan melengkapinya dengan beberapa pada pandangan dan kesadaran baru dalam etika lingkungan yang mendukung perbaikan sikap kita atas lingkungan hidup.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh kerusakan alam pada kehidupan manusia.
2. Bagaimana cara menanggulangi kerusakan alam pada kehidupan manusia.


Makalah Pemanfaatan dan Persebaran Sumber Daya Alam di Indonesia

Makalah Pemanfaatan dan Persebaran Sumber Daya Alam di Indonesia

Judul : Makalah Pemanfaatan dan Persebaran Sumber Daya Alam di Indonesia

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PENGESAHAN, MOTTO, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang , B. Rumusan Masalah, BAB II PEMBAHASAN, A. Pengertian Sumber Daya Alam, B. Penggolongan Sumber Daya Alam, C. Jenis-jenis dan Persebaran Sumber Daya Alam, D. Pengelolaan Sumber daya alam, E. Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Sumber daya alam, F. Hambatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam, G. Upaya Mengatasi Kerusakan Sumber Daya Alam , BAB III PENUTUP, A. Kesimpulan, B. Saran, DAFTAR PUSTAKA.

Rangkuman :
A. Pengertian Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berapa di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

B. Penggolongan Sumber Daya Alam
Ada beberapa macam sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara. SDA dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal. Berdasarkan bentuk yang dimanfaatkan, SDA dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. SDA Materi, yaitu bila yang dimanfaatkan adalah materi sumber daya alam tersebut. contoh : siderit, limonit dapat dilebur jadi besi/ baja
b. SDA Hayati, ialah SDA yang berbentuk makhluk hidup, yaitu hewan dan tumbuhan. SDA tumbuhan disebut SDA Nabati dan hewan disebut SDA Hewani.
c. SDA Energi, yaitu bila barang yang dimanfaatkan manusia adalah energi yang terkandung dalam SDA tersebut.
d. SDA Ruang, adalah ruang atau tempat yang diperlukan manusia dalam hidupnya.
e. SDA Waktu, sebagai sumber daya alam, waktu tidak berdiri sendiri melainkan terikat dengan pemanfaatan sumber daya alam lainnya.

Berdasarkan Pembentukan :
a. Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbarui
Disebut demikian, karena alam mampu mengadakan pembentukan baru dalam waktu relatif cepat, secara reproduksi atau siklus.
1) Perbaruan dengan reproduksi. Hal ini terjadi pada sumber daya alam Hayati, karena hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga jumlahnya selalu bertambah.
2) Perbaruan dengan adanya siklus. beberapa SDA ,misalnya air dan udara terjadi dalam proses yang melingkar membentuk siklus.
b. Sumber Daya Alam Yang Tidak Dapat Diperbarui
SDA ini terdapat dalam jumlah relatif statis karena tidak ada penambahan atau waktu pembentukan yang lama.
Contoh : bahan mineral, batu bara dll. berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya, SDA ini dibagi 2, yaitu:
1) SDA YANG TIDAK CEPAT HABIS. Karena nilai konsumtifnya kecil.
2) SDA YANG CEPAT HABIS. karena nilai konsumtif barang tersebut relatif tinggi.
Menurut cara terbentuknya bahan galian dibagi menjadi :
1. bahan galian magmatik
2. bahan galian pegmatit
3. bahan galian hasil pengendapan
4. bahan galian hasil pengayaan sekunder
5. bahan galian hasil metamorfosis kontak
6. bahan galian termal


Makalah Pelestarian Lingkungan Hidup Untuk Kehidupan Manusia

Makalah Pelestarian Lingkungan Hidup Untuk Kehidupan Manusia

Judul : Makalah Pelestarian Lingkungan Hidup Untuk Kehidupan Manusia

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PENGESAHAN, MOTTO, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang , B. Rumusan Masalah, BAB II PEMBAHASAN, A. Definisi Konservasi, B. Kebijaksanaan Nasional dalam Pelestarian Lingkungan Hidup, C. Paradigma Pelestarian Lingkungan, D. Pentingnya Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Lingkungan, BAB III PENUTUP, A. Kesimpulan , B. Saran , DAFTAR PUSTAKA.

Rangkuman :
A. Definisi Konservasi

Pada awalnya, upaya konservasi di dunia ini telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Naluri manusia untuk mempertahankan hidup dan berinteraksi dengan alam dilakukan antara lain dengan cara berburu, yang merupakan suatu kegiatan baik sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup, ataupun sebagai suatu hobi/hiburan.
Di Asia Timur, konservasi sumber daya alam hayati dimulai saat Raja Asoka (252 SM) memerintah, dimana pada saat itu diumumkan bahwa perlu dilakukan perlindungan terhadap binatang liar, ikan dan hutan. Sedangkan di Inggris, Raja William I (1804 M) pada saat itu telah memerintahkan para pembantunya untuk mempersiapkan sebuah buku berjudul Doomsday Book yang berisi inventarisasi dari sumber daya alam milik kerajaan.
Kebijakan kedua raja tersebut dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk konservasi sumberdaya alam hayati pada masa tersebut dimana Raja Asoka melakukan konservasi untuk kegiatan pengawetan, sedangkan Raja William I melakukan pengelolaan sumber daya alam hayati atas dasar adanya data yang akurat. Namun dari sejarah tersebut, dapat dilihat bahwa bahkan sejak jaman dahulu, konsep konservasi telah ada dan diperkenalkan kepada manusia meskipun konsep konservasi tersebut masih bersifat konservatif dan eksklusif (kerajaan). Konsep tersebut adalah konsep kuno konservasi yang merupakan cikal bakal dari konsep modern konservasi dimana konsep modern konservasi menekankan pada upaya memelihara dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana.
Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.
Sedangkan menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumber daya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumber daya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.

B. Kebijaksanaan Nasional Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
Kebijakan nasional lingkungan hidup merupakan nilai-nilai dasar dalam pelestarian lingkungan yang terdiri butir-butir sebagai berikut :


Makalah Pelestarian Hutan Bakau

Makalah Pelestarian Hutan Bakau

Judul : Makalah Pelestarian Hutan Bakau

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PENGESAHAN, MOTTO, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang , B. Rumusan Masalah, BAB II PEMBAHASAN, A. Pengertian Hutan Bakau, B. Luas dan Penyebaran Hutan Bakau, C. Lingkungan Fisik dan Zonazi Hutan Bakau, D. Bentuk-bentuk Adaptasi Hutan Bakau, E. Perkembangbiakan, F. Kekayaan Flora, BAB III PENUTUP, A. Kesimpulan, B. Saran, DAFTAR PUSTAKA.

Rangkuman :
A. Pengertian Hutan Bakau

Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran
tadi — yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

B. Luas dan Penyebaran Hutan Bakau
Hutan-hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia, terutama di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di subtropika.
Luas hutan bakau Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar, merupakan mangrove yang terluas di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha) (Spalding dkk, 1997 dalam Noor dkk, 1999).
Di Indonesia, hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di seputar Dangkalan Sunda yang relatif tenang dan merupakan tempat bermuara sungai-sungai besar. Yakni di pantai timur Sumatra, dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Di pantai utara Jawa, hutan-hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap lahan.
Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul, hutan-hutan mangrove yang masih baik terdapat di pantai barat daya Papua, terutama di sekitar Teluk Bintuni. Mangrove di Papua mencapai luas 1,3 juta ha, sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia.

C. Lingkungan Fisik dan Zonasi Hutan Bakau
Jenis-jenis tumbuhan hutan bakau ini bereaksi berbeda terhadap variasi-variasi lingkungan fisik di atas, sehingga memunculkan zona-zona vegetasi tertentu. Beberapa faktor lingkungan fisik tersebut adalah :
1. Jenis tanah
Sebagai wilayah pengendapan, substrat di pesisir bisa sangat berbeda. Yang paling umum adalah hutan bakau tumbuh di atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan organik. Akan tetapi di beberapa tempat, bahan organik ini sedemikian banyak proporsinya; bahkan ada pula hutan bakau yang tumbuh di atas tanah bergambut.
Substrat yang lain adalah lumpur dengan kandungan pasir yang tinggi, atau bahkan dominan pecahan karang, di pantai-pantai yang berdekatan dengan terumbu karang.


Makalah Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Limbah Industri

Makalah Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Limbah Industri

Judul : Makalah Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Limbah Industri

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PENGESAHAN, MOTTO, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. LATAR BELAKANG , B. RUMUSAN MASALAH, BAB II PEMBAHASAN, A. KONSEP-KONSEP UNTUK MEMAHAMI MASALAH LINGKUNGAN DAN PENCEMARAN OLEH INDUSTRI, B. INDUSTRI DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN, 1. Dampak Industri dan Teknologi terhadap Lingkungan, 2. Klasifikasi Pencemaran Lingkungan, 3. Menyikapi Pencemaran Lingkungan, BAB III PENUTUP, A. KESIMPULAN, B. SARAN , DAFTAR PUSTAKA.


Rangkuman :
A. Konsep-Konsep Untuk Memahami Masalah Lingkungan Dan Pencemaran Oleh Industri
Seringkali ditemukan pernyataan yang menyamakan istilah ekologi dan lingkungan hidup, karena permasalahannya yang bersamaan. Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi.
Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupannya dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Dari definisi diatas tersirat bahwa makhluk hidup khususnya merupakan pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-lain. Dan, manusia sebagai makhluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya, memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber daya alam bagi kebutuhan hidupnya.
Di alam terdapat berbagai sumber daya alam. yang merupakan komponen lingkungan yang sifatnya berbeda-beda, dimana dapat digolongkan atas :
- Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable natural resources)
- Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable natural resources).
Berbagai sumber daya alam yang mempunyai sifat dan perilaku yang beragam tersebut saling berinteraksi dalam bentuk yang berbeda-beda pula. Sesuai dengan kepentingannya maka sumber daya alam dapat dibagi atas; (a). fisiokimia seperti air, udara, tanah, dan sebagainya, (b). biologi, seperti fauna, flora, habitat, dan sebagainya, dan (c). sosial ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, adat-istiadat, agama, dan lain-lain.
Interaksi dari elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan non-hayati akan menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya didapati proses pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang menandai adanya habitat, proses adaptasi dan evolusi.
Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya, maka manusia harus mampu mengenali sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh macam-macam faktor. Berkaitan dengan pernyataan ini, sifat lingkungan hidup dikategorikan atas dasar : (1). Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut, (2). hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup tersebut, (3). kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup, dan (4). faktor-faktor non-materil, seperti cahaya dan kebisingan.


Makalah Sistem Ekologi Daerah Aliran Sungai

Makalah Sistem Ekologi Daerah Aliran Sungai

Judul : Makalah Sistem Ekologi Daerah Aliran Sungai

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PENGESAHAN, MOTTO , KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN , A. Latar Belakang , B. Rumusan Masalah, BAB II PEMBAHASAN, A. Pengertian DAS, B. Hakekat DAS sebagai Dasar Dalam Pengelolaannya, C. Dasar-Dasar Pengelolaan DAS, D. Data Dasar Yang Diperlukan Dalam Pengelolaan DAS, BAB III PENUTUP, A. Kesimpulan, B. Saran , DAFTAR PUSTAKA.

Rangkuman :
A. Pengertian DAS

Pengertian daerah aliran sungai (DAS) adalah keseluruhan daerah kuasa (regime) sungai yang menjadi alur pengatus (drainage) utama. Pengertian DAS sepadan dengan istilah dalam bahasa Inggris drainage basin, drainage area, atau river basin. Sehingga batas DAS merupakan garis bayangan sepanjang punggung pegunungan atau tebing/bukit yang memisahkan sistem aliran yang satu dari yang lainnya. Dari pengertian ini suatu DAS terdiri atas dua bagian utama daerah tadah (catchments area) yang membentuk daerah hulu dan daerah penyaluran air yang berada di bawah daerah tadah.
Pengelolaan sumber daya biasanya sudah menjadi keharusan manakala sumber daya tersebut tidak lagi mencukupi kebutuhan manusia maupun ketersediaannya melimpah. Pada kondisi dimana sumber daya tidak mencukupi kebutuhan manusia pengelolaan DAS dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat sebaik-baiknya dari segi ukuran fisik, teknik, ekonomi, sosial budaya maupun keamanan-kemantapan nasional. Sedangkan pada kondisi dimana sumber daya DAS melimpah, pengelolaan dimaksudkan untuk mencegah pemborosan.
Banyak definisi tentang sumber daya (resource) seperti obtainable reserve supply of desirable thing (suatu persediaan barang yang diperlukan, berupa suatu cadangan yang dapat diperoleh). Pengertian sumber daya selalu menyangkut manusia dan kebutuhannya serta usaha atau biaya untuk memperolehnya. Oleh karena berkaitan dengan kebutuhan manusia, maka sumber daya mempunyai arti nisbi (relative).
Atas dasar kehadirannya, sumber daya dapat dipilahkan ke dalam dua kelompok : (1) sumber daya alam dan (2) sumber daya buatan manusia. Ada juga yang menggolongkan sumber daya atas dasar kemantapannya terhadap kegiatan manusia : (1) sumber daya yang sangat mantap, (2) sumber daya yang cukup mantap dan (3) sumber daya yang tidak mantap. Suatu sumber daya tertentu dapat mempunyai nilai kemantapan beragam, tergantung dari gatranya yang diperhatikan. Misalnya, tanah sebagai tubuh alam mempuyai nilai kemantapan daripada kesuburannya. Mutu air jauh lebih mudah goyah daripada jumlahnya. Manusia secara jelas tidak dapat mengubah volume udara dalam atmosfer akan tetapi dia secara nisbi mudah mencemarkannya.
Selain itu, ada yang menggolongkan sumber daya atas kemampuannya untuk memperbaiki diri (self restoring). Dalam hal ini sumber daya dibagi ke dalam dua kategori: (1) terbarukan (renewable), seperti udara, air tanah, hutan dan ikan. Memang ditinjau secara local atau setempat, air tanah, hutan, dan ikan dapat menyusut atau habis. Akan tetapi secara keseluruhan, mereka itu tidak akan habis selama faktor-faktor pembentuknya masih tetap berfungsi. Bahkan yang habis di suatu tempat akan dapat timbul kembali jika diberi kesempatan cukup. (2) Tak-terbarukan (non-renewable), seperti minyak bumi, panas dan cebakan mineral.


Makalah Dinamika Hidrosfer

Makalah Dinamika Hidrosfer


Judul : Makalah Dinamika Hidrosfer

Isi :
A. PENGERTIAN HIDROSFER DAN SIKLUS AIR, B. AIR DI DARATAN, 1. Air Tawar, Rawa, Danau, Air Tanah, Sungai, 1. Daerah Aliran Sungai (DAS), Pengertian DAS, Fungsi DAS, Pengelolaan dan Usaha Konservasi DAS, C. BANJIR, 1. Pengertian dan penyebab terjadinya banjir, 2. Dampak Terjadinya Banjir, 3. Usaha mengurangi resiko terjadinya banjir, 4. Usaha penanggulangan banjir, 5. Usaha perbaikan kerusakan akibat banjir.


Rangkuman :
A. PENGERTIAN HIDROSFER DAN SIKLUS AIR
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kehidupan di bumi. Contohnya, proses pembentukan muka bumi, erosi, pengangkutan, dan pengendapan.
Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen menjadi H2O. Air dapat ditemukan dalam tiga wujud, yaitu : padat, cair, dan gas.
Lebih dari 70% permukaan bumi tertutup lapisan air, baik sebagai air samudra, air laut, air tanah, danau, sungai, gletser, salju, maupun uap air di atmosfer. Seluruh lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi tersebut disebut hidrosfer. Air merupakan salah satu sumber daya secara alamiah dapat diperbaharui (renewable). Air mempunyai daya regerenasi dalam suatu sirkulasi yang disebut siklus air (water circle). Pemanasan air laut oleh sinar matahari dapat terus menerus berlangsung.

Ada tiga macam siklus air, yaitu siklus pendek, sedang dan panjang.
1. Siklus pendek
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi di atas laut, selanjutnya membentuk awan dan jatuh sebagai hujan di laut setempat. Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut menguap, membubung di udara. Di udara uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun 0,5 0C). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi (pengembunan).

2. Siklus sedang
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya membentuk awan yang terbawa angin menuju daratan dan jatuh sebagai hujan. Namun, terbentuknya awan tidak selalu di atas laut sehingga ada kemungkinan yang terbawa angin adalah uap airnya. Setelah di atas daratan uap air berubah menjadi awan dan selanjutnya turun sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di darat ada yang menjadi aliran permukaan, meresap ke dalam tanah, mengalir di sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

3. Siklus panjang
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya seperti pada siklus sedang, uap air atau awan terbawa angin menuju daratan hingga pegunungan tinggi. Karena pengaruh suhu, uap air berubah menjadi kristal-kristal es atau salju. Kemudian jatuh sebagai hujan es atau salju yang membentuk gletser, mengalir masuk ke sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

B. AIR DI DARATAN
Lapisan hidrosfer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu air asin dan air tawar, dan masing-masing dibedakan sebagai berikut :


Makalah Litosfer

Makalah Litosfer

Judul : Makalah Litosfer

Isi :
KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I : LITOSFER, A. Pengertian Litosfer, B. Batuan, C. Macam-macam Batuan, D. Tenaga Eksogen, E. Degradasi Lahan, F. Tenaga Pengubah Bentuk Permukaan Bumi, BAB II : PEMBAHASAN, A. Bentangan Lahan Berdasarkan Ketinggian, B. Degradasi Lahan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan.


Rangkuman :
A. Pengertian Litosfer

Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, umumnya lapisan ini terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah sebabnya lapisan litosfer seringkali dinamakan lapisan silikat. Menurut Klarke dan Washington, batuan atau litosfer di permukaan bumi ini hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan aluminium oksida.
Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian :
(1) Batuan Beku
Ini dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair pijar berangsur-angsur menjadi dingin dan beku :
(a) Batuan beku dalam (plutonik)
Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses pendinginannya sangat lambat.
Menghasilkan : batuan beku dengan kristal penuh yang besar-besar (holokristalin).
(b) Batuan beku korok (porfirik)
Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap diantara lapisan-lapisan litosfer.
(c) Batuan beku luar (episif)
Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva di permukaan bumi menjadi cepat.
Menghasilkan : lelehan batuan beku dengan kristal yang halus bahkan ada yang tidak berkristal.
(2) Batuan Sedimen (Endapan)
Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari luar akan diangkut ke tempat lain dan di tempat baru itulah lalu diendapkan.
a. Batuan sedimen klitik  pasir
b. Batuan sedimen kimiawi  stalaktit dan stalakmit
c. Batuan sedimen organik  lapisan humus dari hutan
(3) Batuan Malihan
Terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi sehingga menempatkan dan meremukkan batuan yang sudah ada sebelumnya, baik itu yang berupa batuan beku atau batuan endapan.
Dengan adanya berbagai proses pembentukan jenis-jenis batuan di atas, akan menghasilkan material-material yang bernilai ekonomis tinggi. INTAN !!!!

B. Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Endoen
Tenaga endogen terdiri dari tiga bagian :
• Tektonisme
• Vulkanisme
• Gempa bumi

C. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena adanya gerakan, terutama yang berasal dari dalam lapisan-lapisan bumi. Secara umum penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Gempa tektonis
Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh proses tektonik, yaitu gerakan yang terjadi di dalam kulit bumi secara tiba-tiba, baik berupa patahan maupun pergerakan.
b. Gempa vulkanis
Gempa vulkanis adalah gempa yang disebabkan oleh adanya letusan atau retakan yang terjadi di dalam struktur gunung berapi.
c. Gempa runtuhan
Gempa runtuhan disebabkan oleh adanya longsoran massa batuan, intensitas gempa runtuhan sangat kecil sehingga tidak terasa pada jarak yang jauh. Gempa runtuhan disebut juga dengan gempa terban.


Makalah Upaya Penanggulangan Bencana Tanah Longsor

Makalah Upaya Penanggulangan Bencana Tanah Longsor

Judul : Makalah Upaya Penanggulangan Bencana Tanah Longsor

Isi : KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN : A. Latar Belakang, B. Rumusan Masalah, BAB II PEMBAHASAN : A. Pengertian Tanah Longsor, B. Jenis-jenis Tanah Longsor, C. Gejala Umum Tanah Longsor, D. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tanah Longsor, E. Wilayah Rawan Tanah Longsor, F. Tahapan Mitigasi Bencana Tanah Longsor, G. Tindakan Yang Bisa Dilakukan Selama dan Sesudah Tanah Longsor, BAB III PENUTUP : A. Kesimpulan, B. Saran, DAFTAR PUSTAKA

A. Pengertian Tanah Longsor
Tanah longsor atau dalam bahasa Inggris disebut Landslide, adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

B. Jenis-jenis Tanah Longsor
Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
5. Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.
6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunung api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.