Search This Blog

Skripsi Prestasi Belajar Kimia Ditinjau Dari Kemampuan Verbal, Kemampuan Penalaran, Dan Kemampuan Awal Pada Sub Materi Pokok Teori Asam Basa

(Kode PENDMIPA-0014) : Skripsi Prestasi Belajar Kimia Ditinjau Dari Kemampuan Verbal, Kemampuan Penalaran, Dan Kemampuan Awal Pada Sub Materi Pokok Teori Asam Basa Arrhenius Pada Siswa Kelas XI Program Ilmu Alam Semester Genap SMA X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Pengetahuan memegang peranan yang sangat penting dan utama dalam hidup manusia. Untuk mendapatkan pengetahuan siswa harus belajar. Belajar merupakan suatu proses berkesinambungan untuk membentuk konsepkonsep baru atau pengalaman baru bardasarkan pengalaman dan pengetahuan yang baru, yang memerlukan pengetahuan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Penguasaan dan pemahaman terhadap materi yang telah diterima akan menjadi bekal dan pengalaman yang ikut menentukan keberhasilan belajar siswa pada materi berikutnya yang berhubungan (Dirjen Dikti:1990). Dalam mengajar guru harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran proses penemuan suatu konsep bagi siswa. Salah satunya adalah karakter kognitif siswa yang meliputi (1) persepsi, (2) perhatian, (3) mendengarkan, (4) ingatan, (5) readiness (kesiapan) dan transfer (6) intelegensi, (7) struktur kognitif, (8) kreativitas, dan (9) gaya kognitif. Salah satu masalah pokok yang sering diabaikan oleh guru adalah faktor readiness-transfer dan intelegensi.
Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons (jawaban) di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Kondisi mencakup setidaknya 3 (tiga) aspek, yaitu : (1) kondisi fisik, mental, dan emosional; (2) kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan; (3) keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari. Menurut Thorndike kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Sedangkan intelegensi menurut B. Kolesnik :
“In most cases there is a fairly high correlation between one’s IQ, and his scholastic success. Usually, the higher a person’s IQ, the higher the grades he receives.” (www.depkdiknas.go.id)
Kesulitan yang dialami oleh siswa sebagaimana yang teramati di lapangan disebabkan antara lain oleh readiness (kesiapan) siswa serta tingkat intelegensi siswa dimana dalam penelitian ini akan diamati kemampuan verbal, penalaran, dan kemampuan awal yang dimiliki siswa. Guru di dalam mengajar hendaknya memahami bakat dari sebagian besar siswa dengan memperhatikan prasyaratprasyarat yang harus dikuasai siswa sebelum mendapatkan materi baru. Dengan demikian tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya dapat tercapai dan diperoleh efisiensi kerja yang optimal (Slametto, 1995:113-130).
Kimia merupakan mata pelajaran yang mengandung hitungan dan hafalan. Untuk materi-materi tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar. Adapun faktor yang mempengaruhi akan dikupas dalam penelitian ini yang ke depannya diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran.
Sub Materi Pokok Teori Asam Basa Arrhenius berisi konsep kimia yang didasarkan pada materi-materi tertentu yang pernah disampaikan sebelumnya yang saling berkaitan satu sama lain. Agar prestasi belajar kimia siswa khususnya pada sub materi pokok teori asam basa Arrhenius menjadi baik, maka untuk mengatasi kesulitan siswa peneliti melihat tiga hal sebagai predictor yaitu kemampuan verbal siswa, kemampuan penalaran formal siswa, dan kemampuan awal siswa.
Kemampuan verbal merupakan salah satu jenis kemampuan pada intelegensi. Selanjutnya Winkel (1991:72) menjelaskan bahwa kemampuan verbal adalah pengetahuan seseorang yang dapat diungkapkan dalam bentuk lisan atau tertulis dan diperoleh dari sumber yang menggunakan bahasa lisan atau tertulis juga. Sub tes penalaran verbal merupakan sub tes yang mengungkapkan kemampuan untuk memahami konsep dalam kata-kata verbal. Sub tes penalaran verbal merupakan aspek dari tes IQ (Intelligence Quotient) yang diberikan kepada siswa. (Dewa Ketut Sukardi,1997:114).
Menurut Suriasumantri dalam penalaran merupakan kemampuan manusia untuk mengikuti suatu alur tertentu di dalam memahami dan mengembangkan pengetahuan. Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Kemampuan manusia dalam melalukan upaya penalaran, pemecahan masalah serta pengolahan informasi merupakan tiga hal pokok dalam kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif sendiri mengandung arti sebagai kegiatan mental yang terkait dalam proses memperoleh, menyimpan, retrieve (memunculkan kembali), dan memanfaatkan berbagai pengetahuan.
Dalam hubungan ini penggunaan pengetahuan diharapkan mampu mendukung pelaksanaan proses penalaran, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara efektif. Proses penalaran sendiri memerlukan landasan logika. Sedangkan menurut Huffman landasan logika berkaitan dengan penarikan kesimpulan yang berorientasi pada terumuskannya suatu pengetahuan baru bagi dirinya. Cara orang menarik kesimpulan berdasarkan logika yang terdiri dari (1) logika induktif dan (2) logika deduktif. Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Sedangkan logika deduktif menarik kesimpulan yang bersifat khusus menjadi kasus yang bersifat khusus (www.depkdiknas.go.id). Menurut Nana Sudjana, (1995:38) : “Kemampuan awal dan karakteristik siswa adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan, termasuk di dalamnya latar belakang informasi karakteristik siswa yang telah ia miliki pada saat mulai mengikuti suatu program pengajaran”. Jadi kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa sebelum proses belajar-mengajar. Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi akan lebih mudah menerima dan memahami materi pelajaran dibanding siswa yang memiliki kemampuan awal sedang, atau rendah. Materi pelajaran yang baru merupakan kelanjutan dari materi pelajaran sebelumnya, sehingga diharapkan siswa yang memiliki kemampuan awal lebih tinggi akan mencapai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan awal sedang, atau rendah.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagai prediktor kemampuan yang harus dimiliki siswa sebelum menempuh materi dengan judul : “PRESTASI BELAJAR KIMIA DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL, KEMAMPUAN PENALARAN, DAN KEMAMPUAN AWAL PADA SUB MATERI POKOK TEORI ASAM BASA ARRHENIUS PADA SISWA KELAS XI PROGRAM ILMU ALAM SEMESTER GENAP SMA NEGERI X TAHUN PELAJARAN XXXX/XXXX”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dididentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Siswa banyak mengalami kesulitan dalam belajar sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya.
2. Faktor-faktor karakter kognitif yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mempelajari sub materi pokok teori asam basa Arrhenius.
3. Faktor-faktor internal yang menjadi penghambat utama siswa dalam mempelajari sub materi pokok teori asam basa Arrhenius.
4. Adanya kemungkinan perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi dan yang memiliki kemampuan verbal rendah.
5. Adanya kemungkinan perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dan yang memiliki kemampuan penalaran rendah.
6. Adanya kemungkinan perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan awal kimia tinggi dan yang memiliki kemampuan awal kimia rendah.
7. Kemampuan (verbal, penalaran, atau awal) siswa yang memiliki sumbangan terbesar dalam mempelajari sub pokok materi teori asam basa Arrhenius.

C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dan pembatasannya dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas serta untuk memperoleh kedalaman pada penarikan kesimpulan yang sahih, maka dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI program ilmu alam SMA Negeri X.
2. Objek penelitian dibatasi pada kemampuan verbal, kemampuan penalaran, dan kemampuan awal kimia siswa.

D. Perumusan Masalah
Masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Hubungan antara siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi dan yang memiliki kemampuan verbal rendah pada prestasi belajar kimia sub materi pokok teori asam basa Arrhenius?
2. Bagaimana hubungan antara siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dan yang memiliki kemampuan penalaran rendah pada prestasi belajar kimia sub materi pokok teori asam basa Arrhenius?
3. Bagaimana hubungan antara siswa yang memiliki kemampuan awal kimia tinggi dan yang memiliki kemampuan awal kimia rendah pada prestasi belajar kimia sub materi pokok teori asam basa Arrhenius?
4. Manakah yang memiliki sumbangan terbesar, apakah kemampuan verbal, kemampuan penalaran, atau kemampuan awal kimia, pada prestasi belajar kimia siswa sub materi pokok teori asam basa Arrhenius?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan antara siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi dan yang memiliki kemampuan verbal rendah pada prestasi belajar kimia sub materi pokok teori asam basa Arrhenius.
2. Mengetahui hubungan antara siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi dan yang memiliki kemampuan penalaran rendah pada prestasi belajar kimia sub materi pokok teori asam basa Arrhenius.
3. Mengetahui hubungan antara siswa yang memiliki kemampuan awal kimia tinggi dan yang memiliki kemampuan awal kimia rendah pada prestasi belajar kimia sub materi pokok teori asam basa Arrhenius.
4. Mengetahui kemampuan yang memiliki sumbangan terbesar terhadap prestasi belajar kimia siswa sub materi pokok teori asam basa Arrhenius.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi kepada guru faktor-faktor intern siswa yang paling berpengaruh terhadap pembelajaran kimia sub materi pokok teori asam basa Arrhenius.
b. Memberikan masukan kepada guru dalam menentukan metode mengajar yang tepat dalam pengajaran kimia setelah mengetahui karakter siswa melalui kemampuan awal dan kecerdasan yang dimiliki siswa.
c. Memberikan masukan yang penting dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar kimia di SMA.
2. Manfaat Praktis
Meningkatkan mutu proses belajar mengajar kimia di sekolah dan memberikan prediksi bagi guru dalam mempertimbangkan kemampuan siswa yang berpengaruh terhadap prestasi belajar kimia siswa.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »